Getting your Trinity Audio player ready...
|
Mas Aris adalah pelatih sepak bola dusun kami. Aku lumayan dekat dengan mas Aris, dia berharap banyak pada permainanku di lapangan. Aku merupakan pemain muda di desa yang menjadi andalan club. Aku juga sudah dianggap adik sendiri sama mas Aris. Bahkan mas Aris sampai membelikan aku sepatu sepakbola buat aku sebelum kompetisi di mulai.
Karena kedekatan kami, aku sering di ajak kerumahnya untuk berbagi ilmu tentang sepak bola. Nah, disitulah aku bertemu istrinya. Dia punya istri yang cantik, sexy dan sangat menggairahkan, namanya mbak Rini.
Mbak Rini adalah wanita paruh baya berumur sekitar 35 tahun, kulit putih bersih, rambut lurus, dan ciri khas adalah mata belok dan senyum yang khas. Ketika menatapnya, aku selalu ingin berkeringat bersamanya di ranjang.
Sejak itulah aku kepikiran untuk menikmati tubuh indah mbak Rini, dan aku berharap bisa menjadi suaminya suatu saat nanti. Tapi aku terus menahan rasa itu karena sangat tidak terhormat merebut istri pelatih yang sudah aku anggap kakak sendiri.
Tiap hari aku makin rajin datang ke rumah mas Aris dan semakin hari aku semakin mencari kesempatan datang ke rumahnya pada saat mas Aris tidak ada di rumahnya. Jadi aku bisa berduaan saja dengan mbak Rini.
Saat kami berduaan, aku bener bener kepikiran untuk menelanjanginya saat itu juga tapi selalu aku tahan nafsu itu. Rasa hormat aku memang mengekang untuk melakukan hal tersebut. Apalagi, mbak Rini memang istri yang setia kepada mas Aris.
Pada suatu hari kompetisi bola telah selesai dan mas Aris telah selesai melatih kami. Dia harus pergi ke Canada, karena pekerjaanya memang begitu. Dia di kontrak pekerjaan di Canada setiap 1 tahun.
Akhirnya aku dan mbak Rini mengantar mas Aris di Bandara. Nampak wajah cantik mbak Rini terlihat sayu sedih melihat suaminya pergi untuk 1 tahun kedepan. Mas Aris pun berpesan kepadaku untuk menjaga mbak Rini dan sering kerumah kalau mbak Rini butuh apa-apa. Pada saat itu, aku langsung berpikir “wah ini adalah saat yang tepat untuk aku memiliki mbak Rini selamanya”. Ketika mas Aris masuk ke bandara, aku langsung menatap mbak Rini dan memegang bokongnya, seakan-akan aku menghibur padahal aku sudah sangat ingin menikmati tubuh indahnya.
Setelah saat itu, tiap hari aku datang ke rumah mbak Rini, kami pun jadi sering ngobrol berdua. Sampai pada suatu malam, aku diminta tidur di rumahnya. Akhirnya aku tidur di ruang tamu di temenin Dafi, anaknya Mbak Rini yang masih 6 tahun. Mbak Rini pun sudah ada di kamarnya, sepertinya baru selesai mandi.
Saat itu, Dafi sudah tidur dan aku tidak bisa tidur karena kepikiran sama Mbak Rini. Selama ini aku sangat ingin menghamili mbak Rini dan menjadikan dia istriku selamanya. Malam itu, aku ingin segera menuntaskan hasratku untuk mulai menyetubuhinya.
Akhirnya aku beranikan masuk ke kamarnya dengan nafsu yang tak terbendung, dengan kontol yang sudah sangat ngaceng. “Rini harus jadi miliku malam ini” ucapku dalam hati.
Ternyata mbak Rini belum tidur, dia baru selesai mandi dan hanya handuk putih yang membalut tubuh indahnya itu. Dia sedang memakai lotion ke seluruh tubuh mulusnya itu.
“Dedi, kamu ngapain ke kamar aku?” tutur lembut mbak Rini. Aku mendekat ke depan tubuhnya lalu ku pegang pundaknya. “Mbak Rini, sudah lama aku menyimpan perasaan padamu, malam ini aku ingin mbak Rini tau perasaanku” ucapku sambil membelai rambutnya. “Ded, aku ini istri mas Aris, aku nggak mungkin mengkhianatinya”, jawab mbak Rini.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mencium bibir manisnya dan kupeluk erat tubuhnya. Lalu aku mulai mencium tubuhnya mulai dari lengan hingga ke kakinya. Aku lucuti handuknya hingga kami berdua telanjang bulat di ranjang. Tidak ada satu helai benang pun yang menghalangi tubuhku dan tubuh indah mbak Rini.
“Ahh… Dedi… ahh… Dedi… Dedi, jangan, jangan Ded…” Mbak Rini mendesah sambil memegang kepalaku yang sedang menjilati vagina lembutnya dengan buas sambil kuremas bokong lembutnya.
Setelah aku jilati vagianya, aku langsung aku masukan kontolku mulut mbak Rini dan ku maju-mundurkan kepalanya. Pemandangan yang indah, akhirnya mbak Rini mengulum kontolku dengan lahap di depan mataku sendiri. Mbak Rini pun terlihat tidak melawan, sepertinya memang ini akan menjadi malam pertama mencumbunya.
Setelah lama dia mengulum kontolku hingga basah, aku mulai membuatnya terlentang dan kubuka selangkangan indahnya. Tanpa pikir panjang aku langsung memasukan kontolku ke vaginanya, dan langsung aku hajar malam itu juga. Mbak Rini tidak kuasa menahan nikmatnya hujaman kontolku menembus vagina indahnya. Dia mendesah dan terus mendesah, lalu aku mencium bibir lembutnya itu. Lidah kami berpagutan, air liur kami menjadi satu.
Tidak aku duga, malam itu ternyata perlahan mbak Rini pun membalas ciumanku dengan mesra. Ku pompa kontolku makin cepat ke vaginanya, mbak Rini pun memegang pinggulku seakan tak mau kulepaskan kontolku dari vaginanya yang lembut.
“Ahh ahh Dedi, ahh ahh Ded, ahh ahh” desahnya penuh kenikmatan. “Sayangku, malam ini akan menjadi saksi bisu kita berdua memadu kasih. aku sayang kamu Rini. Kamu akan jadi miliku selamanya” Kataku sambil mencium keningnya yang penuh keringat seakan dia istriku sendiri. Terbawa sensasi perselingkuhan istri pelatihku, aku semakin bergairah menyetubuhinya. Aku terus menyetubuhinya dalam berbagai posisi. Mbak Rini pun hanya lemas dan nurut sama aku, sesekali dia menciumku.
“Ganti posisi sayang, aku ingin menyetubuhimu dari belakang. Bokong kamu pasti nikmat banget..” Pintaku padanya, lalu ku balikan badanya sampai ke posisi nungging. Lalu ku setubuhi mbak Rini dari belakang. Sambil terus mendesah di depan cermin kamar, mbak Rini melihatku menyetubuhinya dari belakang. “Plok plok plok plok plok..” suara kontolku menghujam kencang ke bokong indahnya. Malam itu, aku dan mbak Rini benar-benar berbagi kenikmatan.
“Crot.. crot.. crot…crot..” kami berdua akhirnya mencapai titik kepuasan masing-masing. Dengan posisi doggy style, aku akhirnya menumpahkan spermaku ke vagina lembut mbak Rini. Akhirnya kami saling berciuman mesra tanpa memikirkan mas Aris, yang kami pikirnya hanyalah hubungan kami berdua malam ini. Kami berdua terus berciuman dengan mesra dan penuh nafsu bagaikan suami istri. Ternyata selama ini mbak Rini pun menginginkan percumbuan ini denganku.
Tiba-tiba pintu terbuka, ternyata Dafi datang ke kamar dan melihat kami sedang telanjang berkeringat berdua.
“Mama sama mas Dedi lagi ngapain?” Tanya Dafi si kecil itu kepada kami.
“Mas Dedi sama mama lagi main kuda-kudaan sayang” Jawab mbak Rini yang masih telanjang bulat berkeringat di bawah tubuhku.
“Iya Dafi, mas Dedi lagi jagain mama kamu di kamar sambil main kuda-kudaan. Mas Dedi sayang banget sama mama kamu, udah kamu lanjut tidur saja ya, biar mas Dedi nyenengin mama kamu malam ini, Kan papa kamu lagi engga ada”. jawabku pada Dafi sambil mencium mesra mbak Rini.
Dafi pun kembali tidur dan aku kembali menyetubuhi mbak Rini. Malam itu, kami berdua bercinta sampai pagi bagaikan sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara. Mulut kami berpagutan, keringat kami menyatu, dan berulang kali mbak Rini nyepong kontolku biar ngaceng lagi. Bahkan pagi jam 9 pun, kami kembali bercinta di kamar mandi.
Sejak saat itu, setiap hari kami memadu kasih sampai akhirnya mbak Rini pun hamil. Aku sangat bahagia dan sangat puas ketika mbak Rini bilang dia hamil karena perbuatanku. Aku pun mencium keningnya, dan kucium perutnya. Aku bahagia, akhirnya wanita ini hamil dalam pelukanku.
Ketika mas Aris pulang dari Canada, mbak Rini pun langsung minta cerai karena dia sudah dihamili dan dicumbu olehku setiap hari. Mas Aris pun kaget istrinya sudah disetubuhi dan dihamili olehku selama ini. Dia pun kembali ke Taiwan tanpa berkata-kata. Akhirnya mbak Rini pun resmi menjadi miliku selamanya. Aku terus menyetubuhinya ketika dia hamil bahkan dengan berbagai gaya baru setiap hari, dan kami menjadi sepasang suami istri sejak saat itu.